Jumat, 02 Juli 2010

Uruguay vs Ghana

Prediksi Uruguay vs Ghana Pelatih Uruguay Oscar Tabarez memilih untuk menyingkirkan bayangan sejarah dan berkonsentrasi penuh mengukir lembaran baru bagi sepak bola Uruguay dengan menundukkan Ghana pada laga perempat final Piala Dunia, Jumat (2/7) atau Sabtu (3/7) dini hari WIB.

Uruguay vs Ghana "Kami perkirakan ini akan menjadi laga yang sulit," katanya dalam jumpa pers di Soccer City, Kamis (1/7).

Uruguay, pemenang Piala Dunia dua kali, akan bertarung untuk memperoleh posisi di empat besar, pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir. Sementara itu Ghana yang merupakan satu-satunya tim Afrika yang tersisa berjuang untuk menjadi tim pertama dari Benua Hitam yang menjejakkan kaki di semifinal.

"Dalam Piala Dunia, tim-tim yang berlaga sama-sama membuat kemajuan. Ghana sangat kuat, cepat, dan mampu menggiring bola dengan baik. Kami tahu ini sangat sulit," kata Tabarez.

Uruguay yang menundukkan tuan rumah Afrika Selatan di babak grup akan berjuang mati-matian. "Kami tidak akan menunggu Ghana mencetak gol sebelum kami mulai menunjukkan permainan kami yang sebenarnya," kata Tabarez. "Kami sangat menghormati lawan namun ambisi kami adalah mencapai semifinal."

"Kami tidak ingin berpuas diri, karena itu berarti bunuh diri. Semua laga adalah final dan anda harus mencetak gol."

Tabarez mempertanyakan kembali beban sejarah bagi tim nasional dan harapan yang dibebankan kepada tim dalam Piala Dunia kali ini. Masa-masa jaya saat mereka memenangi Piala Dunia pada 1930 dan 1950 sudah lama berlalu. Tim berjuluk La Celeste ini terakhir memasuki semi final pada tahun 1970.

Negara kecil berpenduduk tiga juta jiwa ini sudah lama berada di bawah bayang-bayang negara tetangga yang juga raksasa sepak bola Brasil dan Argentina. "Jika saya pikirkan itu, pasti saya tertekan. Saya tidak ingin memikirkannya. Kami tidak boleh hilang konsentrasi. Kami harus fokus pada hari ini dan esok. Sejarah bisa dipikirkan nanti," kata pelatih yang juga dijuluki The Master itu.

Saat didesak wartawan Brazil, ia menolak halus dengan mengatakan, "Sebaiknya kita tidak membicarakan Maracana. Itu sejarah."

Ia merujuk pada kejadian tahun 1950 saat Uruguay mengalahkan tim Brasil yang sangat percaya diri di Stadion Maracana, Rio de Janeiro dan keluar sebagai juara dunia. Jika berhasil mencapai semifinal, Uruguay akan menghadapi Brasil apabila tim Samba berhasil menekuk Belanda.

Kekuatan Uruguay terletak pada penyerang Diego Forlan dan Luis Suarez serta benteng pertahanan yang kukuh dimotori Diego Lugano yang hanya kebobolan satu gol dalam empat laga.

Tabarez menekankan bahwa Uruguay membawa mimpi bangsa dan ia terlihat emosional saat berbicara mengenai tingginya antusiasme sepak bola di negaranya. "Hadiah paling penting yang bisa diberikan untuk anak-anak, seperti pada Natal, adalah bola meskipun bola itu hanya terbuat dari karet atau kain," katanya. "Pesta, selebrasi...mari berharap kita bisa mendapatkannya."

Sementara itu, para pendukung Uruguay mulai berdatangan dan beberapa di antaranya diperbolehkan menyaksikan latihan tim di Stadion Soccer City. Martin Lijouri, 29, seorang insinyur dari Montevideo datang bersama keluarganya. "Ayah saya ingat masa lalu tapi saya belum pernah melihat mereka. Saya datang untuk menyaksikan Uruguay bermain di satu laga tapi saya harap mereka bisa bermain di tiga laga lagi," katanya. (Ant/Reuters/OL-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar